Terjadi Penembakan massal di sebuah tempat penitipan anak di distrik Nong Bua – Thailand, menjadi yang paling mematikan dalam sejarah negeri Gajah Putih. Insiden ini menyebabkan setidaknya 36 orang tewas termasuk 24 di antaranya anak-anak.
Jubir Kepolisian Thailand Archol Kraitong, mengatakan masih menunggu rincian laporan soal insiden penembakan massal ini.
Sebelumnya Pernah Juga terjadi penembakan massal pada 2020 lalu di thailand.
Menurut laporan, pelaku penembakan itu adalah seorang tentara bernama Jakrapanth Thomma (32). Imbas dari serangan tersebut sedikitnya 29 orang di nyatakan tewas dan 57 mengalami luka-luka.
Kejadian ini muncul usai Thomma marah atas kesepakatan perjanjian tanah. Ia mengamuk dan melarikan diri usai menembaki komandannya.
Pasukan keamanan kemudian menembak dan membunuh tentara itu pada setelah kabur 15 jam di pusat perbelanjaan Terminal 21 di kota Nakhon Ratchasima.
Thomma dilaporkan berdinas di sebuah pangkalan militer dekat Nakhon Ratchasima 155 mil dari ibu kota Thailand.
Media di Thailand mengatakan tersangka merupakan penembak jitu dan penggemar senjata yang sering berpose dengan senjatanya di media sosial.
Penembakan massal hari ini bermula ketika seorang pria tak dikenal mendatangi tempat penitipan anak tersebut pada jam 12 siang. ada 30 anak di tempat penitipan tersebut saat pria itu datang.
Pejabat distrik Jidapa Boonsom mengatakan pelaku pertama kali menembak empat atau lima staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan.
“Awalnya orang-orang mengira suara (tembakan) sebagai suara kembang api,” kata Jidapa kepada Reuters.
Polisi mengidentifikasi pelaku bernama Panya Kamrab berusia 34 tahun. Ia merupakan eks anggota kepolisian yang dipecat tahun lalu karena kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang.
Panya juga membawa pisau saat melancarkan aksinya. Ia juga sempat kabur dari tempat kejadian menggunakan truk pikap putih tak lama setelah melancarkan aksinya hingga memicu pengejaran oleh polisi. Saat kabur, Panya juga sempat menabrakan mobilnya ke arah kerumunan pejalan kaki di jalan.
Polisi kemudian tak lama menemukan Panya dalam keadaan tak bernyawa. Media lokal melaporkan Panya menembak dirinya sendiri dan juga istri serta anak-anaknya.
Video yang tersebar di media sosial menunjukkan lembaran kain menutupi jasad anak-anak yang tergeletak tak berdaya berlumur darah.